I.
PENDAHULUAN
1.1
Latar Belakang
Perlindungan
tanaman merupakan segala upaya untuk mencegah kerugian pada usaha budidaya
tanaman, yang diakibatkan oleh pengganggu tanaman. Serangga merupakan golongan
hewan yang dominan dimuka bumi sekarang ini yang jumlahnya kira-kira 50% dari
jumlah populasi mahluk hidup di bumi. Dalam jumlah mereka melebihi hewan melata
daratan lainnya praktis mereka terdapat di mana-mana. Adapun cara serangga merusak inangnya
bervariasi, biasanya berkaitan erat dengan tipe
mulut dan kehidupannya.
Hama
ialah penyebab suatu kerusakan pada tanaman yang dapat dilihat dengan mata.
Hama dapat berupa binatang, dan dapat merusak tanaman secara langsung maupun
secara tidak langsung. Hama yang merusak secara langsung dapat dilihat bekasnya,
misalnya gerekan dan gigitan. Sedangkan hama yang merusak tanaman secara tidak
langsung biasanya melalui penyakit. Umumnya hama berupa serangga yang dapat
merusak tanaman secara langsung dan dapat dilihat dari gejala atau bekas pada
tanaman yang diserang. Misalnya gigitan atau gerekan sedangkan yang tidak
langsung berupa suatu penyakit.
1.2
Tujuan
Adapun
tujuan praktikum ini yaitu untuk mengetahui morfologi serta spesies-spesies
yang termasuk kedalam ordo-ordo serangga tersebut.
I.
TINJAUAN
PUSTAKA
Hemi
artinya
“setengah” dan pteron artinya
“sayap”. Beberapa jenis serangga dari ordo ini
pemakan tumbuhan dan adapula sebagai predator yang mengisap tubuh serangga
lain dan golongan serangga ini mempunyai ukuran tubuh yang besar serta sayap depannya
mengalami modifikasi, yaitu setengah didaerah pangkal menebal, sebagiannya
mirip selaput, dan sayap belakang seperti selaput tipis. Paurometabola
merupakan tipe perkembangan hidup dari ordo ini yang terdiri dari 3 stadia
yaitu telur > nimfa > imago. Tipe mulut menusuk-mengisap yang terdiri
atas moncong (rostum) dan dilengkapi dengan stylet yang berfungsi sebagai alat
pengisap. Nimfa dan imago merupakan stadium yang bisa merusak tanaman (Hidayat, 2000).
Ciri umum
ordo hemiptera yaitu ukuran tubuh kecil sampai besar dan hampir semuanya
bersayap. Sayap depan pangkalnya menebal dan sayap belakang berbentuk membrane.
Hidup diberbagai habitat baik darat
maupun air. Ordo ini apabila diganggu akan mengeluarkan bau yang
tidak enak dan tahan hidup cukup lama
tanpa makan. Beberapa contoh serangga anggota ordo Hemiptera ini
adalah kepik buah jeruk (Rynchocoris
poseidon), hama pengisap daun teh,
kina, dan buah kakao (Helopeltis antonii), walang sangit (Leptocorixa acuta), kepik (Dasynus
viridula) (Pracaya, 2004).
Ordo Hemiptera
memiliki tipe mulut penusuk dan penghisap. Ada beberapa yang menghisap darah
dan sebagian sebagai penghisap cairan pada tumbuhan. Sebagian besar bersifat
parasit bagi hewan, tumbuhan, maupun manusia. Ordo ini banyak ditemukan di bagian bunga dan daun dari
tumbuhan, kulit pohon, serta pada jamur yang busuk. Ordo
ini memiliki anggota yang sangat besar serta sebagian besar anggotanya
bertindak sebagai pemakan tumbuhan (baik nimfa maupun imago). Namun beberapa di
antaranya ada yang bersifat predator yang mingisap cairan tubuh serangga lain (Saputra, 2001).
Umumnya memiliki sayap dua pasang
(beberapa spesies ada yang tidak bersayap). Sayap depan menebal pada bagian
pangkal ( basal ) dan pada bagian ujung membranus. Bentuk sayap tersebut
disebut Hemelytra . Sayap belakang membranus dan sedikit lebih pendek daripada
sayap depan. Pada bagian kepala dijumpai adanya sepasang antene, mata facet dan
occeli. Tipe alat mulut pencucuk pengisap yang terdiri atas moncong (rostum)
dan dilengkapi dengan alat pencucuk dan pengisap berupa stylet. Pada ordo
Hemiptera, rostum tersebut muncul pada bagian anterior kepala (bagian ujung).
Rostum tersebut beruas-ruas memanjang yang membungkus stylet (Rioardi, 2009).
Metamorfose bertipe sederhana (paurometabola) yang dalam perkembangannya melalui stadia : telur —> nimfa —> dewasa. Bnetuk nimfa memiliki sayap yang belum sempurna dan ukuran tubuh lebih kecil dari dewasanya. Beberapa contoh serangga anggota ordo Hemiptera ini adalah Walang sangit (Leptorixa oratorius), Kepik hijau (Nezara viridula), dan Bapak pucung (Dysdercus cingulatus) (Endah, 2002).
HASIL PENGAMATAN DAN PEMBAHASAN
3.1
Hasil Pengamatan
Dari
hasil praktikum yang telah dilakukan tentang pengenalan serangga hama tanaman diperoleh
hasil sebagai berikut:
Nama ordo :
Odonata
Nama umum : Capung
|
Nama
famili : Libellutidae
Nama ilmiah : Ischnura ceruvula
|
Tipe
mulut : Mandibulata
|
Metamorfosis:
Hemimetabola
|
Peranan
dalam agroekosistem : Predator
|
Ciri-ciri
& keterangan:
|
Nama ordo :
Odonata
Nama umum : Capung jarum
|
Nama
famili : Calopterygidae
Nama ilmiah : Ischnura senegalensis
|
Tipe
mulut : Mandibulata
|
Metamorfosis:
Hemimetabola
|
Peranan
dalam agroekosistem : Predator
|
Ciri-ciri
& keterangan:
|
Nama ordo :
Hemiptera
Nama umum : Wereng pucuk hijau
|
Nama
famili : Flatidae Nama ilmiah : Sanurus flavenosus
|
Tipe
mulut : Haustelata
|
Metamorfosis:
Paurometabola
|
Peranan
dalam agroekosistem : Hama
|
Ciri-ciri
& keterangan:
|
Nama ordo :
Hemiptera Nama umum : Wereng pucuk putih
|
Nama
famili : Flatidae Nama ilmiah : Sanurus indecora
|
Tipe
mulut : Haustelata
|
Metamorfosis:
Paurometabola
|
Peranan
dalam agroekosistem : Hama
|
Ciri-ciri
& keterangan:
|
Nama ordo :
Hemiptera
Nama umum : Kepik air raksasa
|
Nama
famili : Belostomatidae
Nama ilmiah : Lethacerus indicus
|
Tipe
mulut : Haustelata
|
Metamorfosis:
Paurometabola
|
Peranan
dalam agroekosistem : Predator
|
Ciri-ciri
& keterangan:
|
Nama ordo :
Hemiptera
Nama umum : Kepik jarak
|
Nama
famili : Pentatomidae
Nama ilmiah : Chysocoris javanis
|
Tipe
mulut : Haustelata
|
Metamorfosis:
Paurometabola
|
Peranan
dalam agroekosistem : Hama
|
Ciri-ciri
& keterangan:
|
Nama ordo :
Hemiptera
Nama umum : Kepik hijau
|
Nama
famili : Pentatomatidae
Nama ilmiah : Nezara viridula
|
Tipe
mulut : Haustelata
|
Metamorfosis:
Paurometabola
|
Peranan
dalam agroekosistem : Hama
|
Ciri-ciri
& keterangan:
|
Nama ordo :
Hemiptera
Nama umum : Kutu daun
|
Nama
famili : Aphididae
Nama ilmiah : Aphis sp
|
Tipe
mulut : Haustelata
|
Metamorfosis:
Paurometabola
|
Peranan
dalam agroekosistem : Predator
|
Ciri-ciri
& keterangan:
|
Nama ordo :
Hemiptera
Nama umum : Bapak pucung
|
Nama
famili : Pyrrhocoridae
Nama ilmiah : Dysdercus cingulatus
|
Tipe
mulut : Haustelata
|
Metamorfosis:
Paurometabola
|
Peranan
dalam agroekosistem : Hama
|
Ciri-ciri
& keterangan:
|
Nama ordo :
Hemiptera
Nama umum : Walang sangit
|
Nama
famili : Alydidae
Nama ilmiah : Leptocorixa acuta
|
Tipe
mulut : Haustelata
|
Metamorfosis:
Paurometabola
|
Peranan
dalam agroekosistem : Hama
|
Ciri-ciri
& keterangan:
|
3.2
Pembahasan
-Walang
Sangit (Leptocorixa acuta)
Klasifikasi
walang sangit adalah sebagai berikut:
Kingdom :
Animalia
Phylum :
Arthropoda
Kelas :
Insecta
Ordo :
Hemiptera
Famili :
Alydidae
Genus :
Leptocorixa
Spesies
: Leptocorixa Acuta
Walang sangit secara umum morfologinya tersusun atas
caput tungkai depan, sayap depan, sayap belakang tungkai belakang, abdomen,
toraks, dan antena. Serangga ini memiliki sayap depan yang keras,tebal,dan
tanpa vena. Serangga
ini mudah di ketahui dari bentuk tubuh yang panjang berukuran sampai 2 cm, yang
mempunyai warna merah dan hitam. Walang sangit mengalami metamorfosis tidak
sempurna yaitu fase telur, nimfa, dan imago.
Pengendalian hama walang sangit dapat dilakukan
sebagai berikut: Menanam tanaman secara serentak, Membersihkan sawah dari segala
macam rumput yang tumbuh di sekitar sawah agar tidak menjadi tempat berkembang
biak bagi walang sangit, menangkap walang sangit pada pagi hari dengan
menggunakan jala penangkap, penangkapan menggunakan unmpan bangkai kodok, ketam
sawah, atau dengan alga, melakukan pengendalian hayati dengan cara melepaskan
predator alami beruba laba – laba dan menanam jamur yang dapat menginfeksi
walang sangit.
-Kutu Daun (Aphis sp)
Klasifikasi kutu daun adalah sebagai
berikut:
Kingdom : Animalia
Filum : Arthropoda
Kelas : Insecta
Ordo : Hemiptera
Famili : Aphididae
Genus : Aphis
Spesies : Aphis sp
Berdasarkan hasil pengamatan, kutu
daun memiliki ciri morfologi yaitu berwarna putih, mempunyai caput, thorax,
abdomen dan tungkai. Kutu putih memiliki
ciri morfologi yaitu alat mulut menusuk menghisap, ada yang tidak bersayap, dan
ada yang bersayap, nimfa dan imago hidup bergerombol, warna umumnya hijau atau hijau kehitaman, dan kadang-kadang berwarna coklat. Kutu
daun mengalami metamorphosis tidak sempurna yaitu telur, nimfa, dan imago. Pada
fase nimfa, kutu daun mengalami ganti kulit (molting) sebelum menuju tahap
imago (dewasa).
Pengendalian secara bercocok tanam/kultur
teknis, meliputi cara-cara yang mengarah pada budidaya tanaman sehat yaitu :
terpenuhinya persyaratan tumbuh (suhu, curah hujan, angin, ketinggian tempat,
tanah), pengaturan jarak tanam, pemupukuan, dan pengamatan pada kanopi tunas. Pengendalian
mekanis dan fisik, dilakukan dengan membersihkan kebun/ sanitasi terhadap gulma
atau dengan menggunakan mulsa, serta membunuh langsung serangga yang ditemukan.
Pengendalian biologi, dengan memanfaatkan musuh alami predator dari famili Syrphidae, Menochillus sp., Scymnus sp.
(Coccinelidae), Crysophidae, Lycosidae dan parasitoid Aphytis sp.
-Capung Jarum (Agriocermis fygmae)
Kingdom : Animalia
Phyllum : Arthropoda
Kelas : Insecta
Ordo : Odonata
Famili : Coenayrionidae
Genus : Agriocermis
Spesies : Agriocermis fygmae
Kingdom : Animalia
Phyllum : Arthropoda
Kelas : Insecta
Ordo : Odonata
Famili : Coenayrionidae
Genus : Agriocermis
Spesies : Agriocermis fygmae
Capung (Ischnura ceruvula) memiliki tubuh yang panjang dan ramping, memiliki sepasang sayap yang panjang yang sangat kasar. Saat istirahat mengatupkan sayap di atas tubuh atau membentangkan sayap bersama-sama di atas tubuh. Capung terdiri dari tiga bagian yaitu kepala dengan mata besar, dada atau thorax dengan empat sayap panjang yang tidak bias dilipat dan dilengkapi tiga pasang kaki dan perut atau abdomen dengan 10 segmen.
Metamorfose tidak sempurna
(Hemimetabola), pada stadium larva dijumpai adanya alat tambahan berupa insang
dan hidup di dalam air. Anggota-anggotanya dikenal sebagai predator pada
beberapa jenis serangga keecil yang termasuk hama , seperti beberapa jenis trips,
wereng, kutu loncat serta ngengat penggerek batang padi. Capung betina
meletakkan telur di dalam air, dan telur menetas di sana. Nimfa capung
menangkap dan memakan binatang air,seperti serangga kecil, bibit ikan kecil,
jentik nyamuk dan kecebong. Jika sudah besar, nimfa melata ke luar air
(biasanya pada buluh) dan melepaskan kulitnya menjadi dewasa yang bersayap.
-Kepik Jarak dan Kepik Hijau
Pada pengamatan Kepik
Hijau (Nezara viridula) yang diamati pada laboratorium kepik hijau
mempunyai antena, mata, kaki dan sayap. Kepik Hijau (Nezara
viridula) Hemiptera adalah ordo dari serangga yang juga dikenal sebagai kepik sejati (walaupun beberapa
anggota Hemiptera bukanlah kepik sejati). Serangga kecil yang dikenal sebagai kepik (ladybug) tidak
termasuk dalam Hemiptera, melainkan termasuk dalam ordo
Coleoptera (kumbang) karena memiliki perbedaan dalam hal anatomi dan siklus hidupnya (Pracaya, 2004).
Kepik mengalami metamorphosis tidak sempurna. Telur menetas
setelah 6 hari menjadi nimfa yang berwarna hitam bintik putih. Umur kepik dari
telur hingga dewasa antara 1 sampai 6 bulan, kemudian menjadi nimfa dan imago.
Kemudian setelah tahap nimfa menjadi fase imago dengan berwarna hijau polos.
-Sanurus
indecora dan Sanurus flavenosus
Struktur tubuh wereng pucuk oada
kepala terdapat sepasang mata majemuk berwarna coklat gelap. Panjang dari ujung
kepala sampai ujung sayap berkisar 8 – 10 mm dan lebar sayap 3 – 4 mm. Saat
hinggap, sayap menutup tubuh dengan posisi tegak ke bawah. Pada tegmen (sayap
depan), terlihat garis merah di sepanjang tepinya. Pada tangkai belakang hanya
mempunyai satu spina lateral.
Sanurus indecora atau wereng pucuk termasuk ordo homoptera, family Flatidae.
Serangga hama ini mengalami metamorphosis tidak sempurna, yaitu telur, nimfa,
dan imago. Telur berwarna putih diletakkan secara berkelompok pada permukaan
daun atau tangkai daun. Pada fase nimfa, nimfa dilapisi lilin berwarna putih.
Imago berwarna putih pada Sanurus indecora,
sedangkan pada Sanurus flavenosus
nimfa dan imago berwarna hijau (Hidayat, 2000).
-Bapak Pucung (D.Cingulatus)
Bapak pucung berasal dari kingdom
Animalia, filum Arthropoda, kelas Insecta, ordo Hemiptera, family
Pyrrhocoridae, genus Dysdercus, spesies Dysdercus
cingulatus. Badan bapak pucung berwarna merah dengan panjang 11-17 mm dan
lebar 4,5 mm. Dibelakang kepala dan perut ada garis putih dan hitam. Pada
sayapnya yang berwarna coklat terdapat sepasang bercak hitam.
Bapak pucung mengalami metamorphosis
tidak sempurna, yaitu telur, nimfa, imago. Telur diletakkan berkelompok (10-90
butir/kelompok) pada permukaan bawah daun. Telur menetas dalam 5 hari kemudian
berubah menjadi nimfa lalu imago atau dewasa (Saputra,
2001).
-Kepik Raksasa (Lethocerus indicus)
Kepik raksasa berasal dari kingdom
Animalia, filum Arthropoda, kelas Insecta, ordo Hemiptera, family Belostomatidae,
genus lethocerus, species Lethocerius
indicus. Kepik raksasa memiliki ciri khas berupa tubuh berbentuk pipih,
oval, dan kaki depan yang melengkung tajam seperti sabit. Memiliki bentuk mulut
seperti jarum, memiliki abdomen dan sayap
Kepik raksasa termasuk dalam ordo
Hemiptera dimana anggota ordo ini mengalami metamorphosis tidak sempurna. Dalam
fase telur, kepik betina meletakkan telurnya dipunggung pejantan. Telur-telur
tersebut memerlukan oksigen untuk menetas, biasanya akan segera menetas dalam
waktu 3 minggu. Anakan yang baru menetas bentuknya mirip kepik dewasa tapi
warnanya pucat, dalam fase ini disebut fase nimfa. Setelah berganti kulit
berkali-kali, anakan tersebut akhirnya menjadi kepik dewasa(imago) (Endah, 2002).
IV.
KESIMPULAN
Dari
hasil praktikum pengenalan ordo serangga ini didapatkan kesimpulan sebagai
berikut:
1.
Ciri
khas utama serangga ordo hemiptera adalah bentuk mulutnya yang menusuk
menghisap.
2. Anggota hemiptera seperti kuu daun (Aphis sp) diketahui hidup sebagai
parasit yang menempel pada tanaman khususnya daun.
3. Contoh spesies ordo hemiptera yaitu
walang sangit (Leptcorisa oratorus),
kepik hijau (Nezara viridula), bapak
pucung (Dysdercus cingulatus).
4. Ordo hemiptera tipe perkembangan
hidupnya dikenal dengan paurometabola terdiri dari tiga stadia telur, nimfa,
dan imago.
5. Pada tipe perkembangan hidup
paurometabola (tidak sempurna), nimfa dan imago tetap berada di darat, bukan di
air.
DAFTAR
PUSTAKA
Endah, Joesi dkk. 2002. Pengantar Hama dan Penyakit Tanaman. PT.
Agro Media Pustaka. Tangerang
Hidayat, I. R. 2000. Ilmu Penyakit Tumbuhan. Universitas Brawijaya.
Usaha Nasional,
Pracaya. 2004. Hama dan Penyakit Tanaman. Penebar
Swadaya. Jakarta.
Rioardi. 2009. Ordo-Ordo Serangga. http://rioardi.wordpress.com. Di
akses pada tanggal 16 Oktober 2009.
Saputra, K. 2001. Hama Tanaman Pangan dan Perkebunan. Bumi
Aksara. Jakarta.
Please take out with credit
Tidak ada komentar:
Posting Komentar